Riesa Annis Safitri ;
Hey Rembulan!!! Kau mau menemaniku begadang kan? Temani aku dengan sinarmu.... :)
Muda Wijaya ;
rembulan tak tampak dari jendela nak...
sediakanlah dirimu untuk sendiri..
Riesa Annis Safitri ;
Tetapi cahayanya kuharap tak hilang dari pandanganku....
Muda Wijaya ;
bagimana kau bisa mendapatkan cahayanya...
sementara kehadirannya terhalangi kabut tebal anakku jangan bergumam...
hari menjelang terjerang oleh kuasa malam...
rampungkanlah percakapanmu...
dan segera pejamkan mata barangkali rembulan akan hadir menemani malam istirahatmu...
Riesa Annis Safitri;
Yah...Mendung sedikit merampas cahaya sang rembulan
Tetapi diriku belum bisa memejamkan mata ini hingga kewajibanku selesai dikerjakan,
Muda Wijaya ;
ya sedianya demikian maka berbagilah akan mimpimu pada secarik kertas dengan segala nafas yang kau rindukan.rangkailah cerita bahagiamu dalam larik larik puisi biru..
Riesa Annis Safitri;
Kurangkaikan sebuah cerita bahagia
Dengan samurai mata pena
Yang begitu lincah menari
Menebas segala lembar kertas yang ada dengan kata2 yang begitu tajam...
Muda Wijaya;
baiklah...
hari ini sahabat puisimu sedang menggantung ingatannya ke bilik yang jauh...
iya lelah sehabis bermain dengan merpati merpati untuk sebuah lakon..
Riesa Annis Safitri;
Kuharap merpati2 itu kan membawanya ke dalam mimpi indah
Hingga ia kan menyambut indahnya pagi esok....
Muda Wijaya ;
ya dengan mata cemerlang membawa sayapnya yang indah...
hingga kesetiaannya bisa tetap berbagi...
RA Safitri dan Muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar